Tanaman yang ditebang tersebut merupakan bagian dari program penghijauan dan penataan keindahan kota, yang sudah lama menjadi simbol keasrian kawasan Pasar Ilir. Kini, pemandangan indah itu berubah menjadi kosong dan gersang akibat tindakan semena-mena tersebut.
Sejumlah warga sekitar merasa geram dan kecewa, lantaran pohon yang ditebang merupakan hasil perawatan bertahun-tahun dan dibeli menggunakan anggaran pemerintah daerah.
“Kami sangat kecewa. Itu tanaman pemerintah, milik bersama. Kok bisa seenaknya ditebang begitu saja? Harusnya ada tindakan tegas dari dinas terkait dan aparat hukum,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Menurut informasi yang dihimpun, aksi penebangan dilakukan oleh oknum tertentu yang diduga memiliki kepentingan pribadi, bahkan terkesan menantang aturan yang berlaku. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) maupun pihak pasar terkait siapa pelaku dan apa motif di balik penebangan tersebut.
Warga berharap agar pemerintah daerah, khususnya DLH dan Satpol PP, segera turun tangan menyelidiki kasus ini. Pasalnya, tindakan semacam ini tidak hanya merusak estetika kota, tetapi juga termasuk dalam pelanggaran terhadap aset negara.
“Kalau hal seperti ini dibiarkan, nanti semua orang bisa seenaknya merusak fasilitas umum. Pemerintah jangan diam!” tegas salah satu pedagang pasar dengan nada kesal.
Aksi penebangan pohon pemerintah di Pasar Ilir ini menjadi tamparan keras bagi penegakan aturan lingkungan di OKU Selatan. Warga menuntut transparansi dan penegakan hukum tanpa pandang bulu terhadap siapa pun yang terlibat.
Kini masyarakat menanti langkah cepat aparat dan pihak berwenang untuk menindak tegas oknum pelaku, agar kejadian serupa tidak terulang dan keindahan kota Muara Dua tetap terjaga.
( sumril Jawardi)
