Tanaman hias yang dirawat dengan penuh perhatian oleh pihak pemerintah setempat bersama masyarakat itu diketahui ditebangi pada Jumat dini hari (10/10/2025). Aksi penggundulan tersebut bukan hanya merusak keindahan lingkungan, namun juga mencoreng wajah kawasan pasar yang selama ini dikenal rapi dan asri.
Beberapa warga yang ditemui di lokasi menyebut, tindakan tersebut sangat keterlaluan.
“Tanaman-tanaman itu bukan cuma pajangan, tapi hasil kerja keras dan gotong royong warga bersama pihak pasar. Sekarang semua habis digundul begitu saja. Ini jelas perbuatan biadab!” ujar salah satu pedagang dengan nada kesal.
Informasi sementara menyebutkan, tanaman yang ditebang bukan hanya milik warga, melainkan juga tanaman hias yang ditanam menggunakan dana pemerintah daerah untuk memperindah kawasan publik. Dengan demikian, tindakan tersebut bisa dikategorikan sebagai perusakan fasilitas umum yang memiliki konsekuensi hukum serius.
Masyarakat mendesak pihak berwenang, terutama pemerintah kecamatan Muara Dua dan aparat penegak hukum, agar segera menyelidiki pelaku dan motif di balik aksi vandalisme ini. Warga berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali, serta meminta adanya pengawasan lebih ketat di area publik, terutama pada malam hari.
“Kalau dibiarkan, besok bukan cuma tanaman yang digundul, bisa-bisa fasilitas umum lain juga ikut jadi korban,” tambah warga lainnya dengan nada kecewa.
Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi pihak terkait untuk lebih tegas menjaga aset lingkungan. Keindahan kota bukan hanya urusan estetika, tapi juga mencerminkan kesadaran dan kepedulian bersama terhadap ruang publik.
Kini masyarakat Pasar Ilir menunggu langkah nyata dari aparat — apakah pelaku benar-benar akan diusut, atau kasus ini kembali tenggelam tanpa kejelasan seperti banyak kasus kecil lain yang dibiarkan lewat begitu saja.
(Sumril)
