Alih-alih menjadi solusi kebutuhan air bersih masyarakat, sumur bor itu justru menambah masalah baru. Banyak warga mengeluhkan bahwa sejak awal sumur bor selesai dikerjakan, air yang keluar tidak bisa digunakan untuk minum, mandi, maupun kebutuhan sehari-hari.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kualitas pekerjaan dan pengawasan proyek. Masyarakat menduga ada unsur asal-asalan dalam pengerjaan, bahkan tak menutup kemungkinan terjadi penyimpangan anggaran.
“Kalau memang proyek untuk rakyat, kenapa hasilnya seperti ini? Anggaran sudah habis, tapi manfaatnya nol besar. Kami masyarakat jelas merasa ditipu,” tambah warga lainnya.
Warga berharap pemerintah Kabupaten OKUS, khususnya instansi terkait, segera turun tangan menindaklanjuti persoalan ini. Mereka menuntut agar sumur bor diperbaiki atau diganti dengan sumber air bersih yang benar-benar layak digunakan.
Jika dibiarkan, proyek ini hanya akan menjadi bukti nyata kegagalan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat desa.
(Sumril Jawardi)
